Liburan ke Destinasi Wisata Desa Adat Ende: Menikmati Keindahan dan Budaya

Liburan ke Destinasi Wisata Desa Adat Ende: Menikmati Keindahan dan Budaya

lombokrentcar.id – Destinasi Wisata Desa Adat Ende adalah wisata yang berbasis edukasi budaya mengenai suku Sasak. Terletak tepat di tepi jalur Bandara Internasional Lombok. Sasak Ende merupakan perkampungan tradisional Suku Sasak yang masih menjaga erat tradisi budaya sejak masa leluhur, baik dari bangunan tradisional, adat istiadat, serta keseharian masyarakat lokal suku Sasak Lombok.

Di Desa Wisata Sasak Ende ini, wisatawan bisa melihat keseharian masyarakat Sasak, di rumah-rumah adatnya yang masih terjaga bentuknya sejak masa lampau. Jenis bangunan dan rumah tradisional yang masih terjaga kelestariannya di Desa Wisata Sasak Ende ini, antara lain:

-Bale Tani : yang merupakan rumah tinggal tradisional.
-Bale Jajar : yang digunakan sebagai balai pertemuan warga.
-Berugak : yaitu bangunan serupa gazebo tradisional, tempat bercengkerama dan menerima tamu.
bale alang : sebagai tempat penyimpanan padi dan hasil panen.
-Jejangak : yaitu menara pantau untuk menjaga keamanan desa.

Dari semua bangunan tradisional tersebut juga masih menggunakan bahan bangunan tradisional, seperti atap yang terbuat dari daun ilalang kering, pagar bambu, lantai dari tanah yang dilapisi kotoran sapi dengan maksud sebagai simbul kerja keras masyarakat sasak yang bermayoritas sebagai petani.

Rute Menuju Destinasi Wisata Desa Adat Ende

Liburan ke Destinasi Wisata Desa Adat Ende: Menikmati Keindahan dan Budaya

Desa Wisata Adat Ende sangat mudah dijangkau. Letaknya tepat di jalur lama Bandara Internasional Lombok (BIL/BIZAM) ke arah Kuta, Mandalika. Sekitar 5 menit perjalanan dari bandara, tepatnya di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Daya Tarik yang Dimiliki Oleh Destinasi Wisata Desa Adat Ende

1. Rumah Adat Suku Sasak Ende

Daya tarik utama dari wisata desa adat adalah kehadiran rumah-rumah tradisional dengan desain yang khas. Sebuah representasi fisik dari kekayaan budaya dan tradisi masyarakat setempat, rumah tradisional ini dibangun dari bambu, baik untuk tiang maupun dinding. Atapnya ditutupi dengan alang-alang, sementara itu lantainya dilumuri dengan kotoran sapi. Tampilan rumah adat Sade ini memberikan nuansa etnik dan autentik yang kuat.

2. Atraksi Peresean

Tradisi budaya Suku Sasak yang sangat mendalam dan menarik adalah Peresean, atau yang dikenal sebagai Tari Perang. Dalam atraksi ini, dua orang pemuda menunjukkan keahlian mereka dalam duel, menggunakan penjalin, semacam pedang yang dibuat dari batang rotan, dan ende, tameng yang terbuat dari kulit kerbau yang tebal. Pertandingan ini bukanlah semata-mata pertunjukan, melainkan juga mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang mendalam.

Asal usul Tari Perang ini cukup unik. Di awal, Peresean dilakukan sebagai ritual untuk meminta hujan di saat musim kemarau. Tetapi seiring berjalannya waktu, fungsi tarian ini berubah menjadi hiburan bagi wisatawan. Meski begitu, esensi dan nilai-nilai kultural yang terkandung dalam tarian ini tetap dipertahankan, menjadikannya lambang dari kekayaan budaya Suku Sasak.

3. Kain Tenun Khas

Menenun kain adalah elemen penting dalam kehidupan Suku Sasak. Adat istiadat mereka menganggap bahwa seorang wanita harus mampu menenun sebelum ia layak untuk dinikahi. Oleh karena itu, keterampilan menenun sangat lazim di kalangan perempuan Sasak, dengan pembelajaran biasanya dimulai pada usia 7 hingga 10 tahun.

Songket, hasil dari proses menenun ini, sangat dihargai. Dibuat dari benang emas atau perak, kain ini menampilkan motif unik yang mencerminkan estetika dan budaya Sasak. Meskipun harganya mungkin tampak tinggi, ini mencerminkan kualitas dan nilai seni dari kain tersebut. Proses pembuatan songket, yang melibatkan kerajinan tangan dan bahan-bahan alami, bisa memakan waktu hingga tiga bulan untuk menghasilkan tenunan yang indah dan berkualitas tinggi. Songket Sasak ini menjadi suvenir populer bagi wisatawan yang mengunjungi Lombok.

4. Aturan Adat yang Masih Kental

Desa ini, sebagai pemukiman tradisional, terkenal dengan adat istiadatnya yang masih sangat dihargai dan dipraktikkan. Beberapa aturan telah ditetapkan untuk memastikan harmoni dan menghargai budaya lokal, yang harus dipatuhi oleh semua pengunjung. Sebagai contoh, pengunjung dilarang mengenakan celana di atas lutut dan dilarang berteriak atau saling menyakiti.

Jika Anda tidak membawa celana panjang, desa ini telah menyediakan kain tenun yang bisa Anda pinjam untuk menutupi bagian lutut Anda. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu berperilaku sopan dan menghargai adat istiadat yang berlaku selama berada di sana. Adat istiadat ini bukan hanya merupakan bagian dari identitas desa, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap budaya dan tradisi leluhur.

Kesimpulan

Nah, itulah tadi daya tarik dan keunikan yang dimiliki oleh destinasi wisata Desa Adat Ende. Tertarik mencobanya? Jika membutuhkan jasa transportasi pastikan memilih layanan di Lombok Rent Car yang telah terbukti memberikan pengalaman terbaik kepada semua wisatawan dan pastinya akan menjamin kenyamanan Anda selama perjalanan.

Another Article

MORE CONTENT